13 Agustus 2008

Menjadi Orang Yang Lebih Baik

Oleh Agus Triyatno

Apa yang Anda lakukan bila memperingati tanggal kelahiran? Kelahiran di sini bisa apa saja. Bisa kelahiran seseorang, kelahiran organisasi, bangunan rumah kita, gedung, dll. Lantas, kenapa tanggal kelahiran ini diperingati?

Banyak alasan untuk itu semua. Ada yang berpandangan bahwa tanggal kelahiran tidak perlu diperingati. Tak ada tuntunannya dari Rasulullah SAW bahkan untuk acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilakukan tepat pada tanggal kelahiran beliau. Pandangan lainnya adalah memperingati tanggal kelahiran sebagai momentum untuk merenung diri tentang apa saja yang telah dilakukan dan menciptakan harapan-harapan di masa depan.

Ada banyak cara untuk memperingati tanggal kelahiran. Paling banyak yang dilakukan orang adalah dengan mengundang kawan-kawan, kerabat dan orang-orang yang dikenal untuk datang berpesta. Selesai. Hasilnya hanya kenyang, menambah relasi baru (karena biasanya para undangan datang dengan membawa teman yang lain), dan lelah. Sedangkan, tujuan awalnya untuk merenung diri tak pernah terlintas.

Saya pun merenung. Mencoba memahami makna perenungan saat memperingati tanggal kelahiran. Ternyata ada tiga hal besar yang bisa dicatat. Pertama, menciptakan harapan di masa depan. Kedua, bagaimana cara menggapai harapan tersebut. Ketiga, mengingat kembali apa yang sudah dilakukan.

Saya mulai dari harapan karena biar jelas apa yang ingin dicapai dalam perenungan. Setelah kita tahu apa yang mau dicapai maka kita berpikir cara untuk mencapai tujuan itu. Setelah itu, baru kita mengingat kembali apa yang telah dilakukan untuk patokan apakah yang kita lakukan selanjutnya lebih baik dari sebelumnya. Kita pasti ingin selanjutnya menjadi orang yang lebih baik. Sebagaimana hadits Rasulullah yang sangat populer menyatakan, ''Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi, dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin, adalah orang celaka.''

Tujuan akhir yang direncanakan harus lebih dari sekedar dunia, tapi kehidupan setelah dunia. Seperti yang tertera dalam Al Qur’an (QS. Al Hasyr (59) :18, ''Hendaklah setiap diri memperhatikan (melakukan introspeksi) tentang apa-apa yang telah diperbuatnya untuk menghadapi hari esok (alam akhirat).''

Tatacara yang dilakukan untuk mendapatkan tujuan itu dibuat secara umum saja sesuai dengan yang tertulis di Al Qur’an. Allah SWT berfirman, "Tidak Aku ciptakan bangsa jin dan manusia kecuali untuk beribadah" (QS. Adz Dzariyat (51): 56). Beribadah secara umum adalah mematuhi segala perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Allah SWT. Bagaimana rincinya untuk bisa beribadah dengan mematuhi perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Allah SWT diserahkan kepada masing-masing individu. Setiap orang dituntut kreatif dalam beribadah sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, perlu belajar sepanjang waktu.

Terakhir adalah dengan terus mengevaluasi atas apa yang telah dilakukan. Ini penting supaya kita dapat mengetahui apakah kita telah menjadi orang yang beruntung, yaitu orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Ini rahasia. Sssttt…jangan bilang siapa-siapa ya! WOW!!

Tidak ada komentar: